"Kelebihan dari sistem tilang elektronik ini tidak akan terjadi lagi penilangan ditempat yang kerap terjadi adanya petugas nakal dan pelanggar lalu lintas nakal yang saling tawar-menawar. Jadi semuanya akan sesuai aturan," kata Kepala Subdit Keamanan dan Keselamatan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Irvan Prawira di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Jumat (14/11/2014).
Meski memiliki kelebihan, Irvan mengatakan system tersebut masih memiliki kekurangan. Pemilik kendaraan bisa saja mengaburkan pandangan alat capture dengan cara mengotori plat kendaraan.
Ketika plat nomor dikotorin jadi itu alat bingung, misalkan nomor polisinya B 1234 AB, karena dia kotor jadi bingung si alatnya dan jadi ngacak. Itu sistemnya gampang dipatahkan, tapi 90 persen tercapture, bebernya.
Agar surat tilang yang dikirim tidak salah alamat gara-gara kendaraan telah berpindah kepemilikan, maka akan dilakukan pemutihan administrasi kendaraan. Perubahan kepemilikan surat-surat kendaran menjadi milik pribadi secara gratis itu dilakukan selama satu tahun penuh.
"Hasil koordinasi antara Korlantas dan Pemprov DKI Jakarta, Pak Gubernur menyanggupi akan dilakukannya pemutihan administrasi kendaraan secara besar-besaran di DKI Jakarta selama satu tahun pernuh. administrasi kendaran disini maksudnya adalah STNK dan BPKB. Karena, hal itu harus dilakukan untuk merealisasikan ETLE (tilang elektronik, red)," jelas Irvan.
Bila surat-surat kendaraan sesuai dengan nama pemiliknya, saat ada warga yang melanggar aturan lalu lintas, warga tersebut tidak langsung ditilang ditempat seperti selama ini. Di dalam tilang elektronik, surat tilang itu akan dikirimkan kealamat pemilik kendaraan melalui petugas pos,
0 komentar:
Posting Komentar