Masih ingat Arfian Fuadi
(28) dan Arie Kurniawan (23)? Mereka adalah kakak beradik asal Salatiga,
yang berhasil menyabet juara pertama dalam "3D Printing Challenge" yang
diadakan General Electric (GE) tahun ini dan karyanya mengalahkan karya
insinyur lulusan universitas terkemuka dunia. Saat ini keduanya sudah
mampu mengekspor salah satu buah karyanya, yaitu pulpen ke Amerika
Serikat.
Bukan sembarang pulpen, karya anak bangsa yang satu ini
memang simpel, tetapi sangat inovatif. Pernah membayangkan bagaimana
alumunium bisa dipadukan dengan batok kelapa? Ya, itulah yang dilakukan
oleh Arfian dan Arie melalui bisnis manufakturnya yang bernama Dtech
Engineering.
“Saat ini memang kami memiliki sebuah bengkel, untuk manufacturing buat pulpen. Pulpennya terbuat dari alumunium tapi kami pakai batok kelapa juga di situ,” ujar Arie kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (1/8/2014).
Dengan
memadukan kedua bahan tersebut, mereka berhasil memberikan sentuhan
baru pada produk-produk pulpen di penjuru bumi. Bahkan, produk mereka
saat ini sudah mencapai Amerika Serikat untuk dipasarkan dengan merek
CocoPen.
Pemuda yang lahir pada 11 Juli 1991 lulusan SMK jurusan
otomotif tersebut mengatakan, pemilihan batok kelapa bukan tanpa sebab.
Selain teksturnya yang unik, batok kelapa juga sangat mudah ditemui
bahkan melimpah di pasar-pasar tradisional di Indonesia. Sayangnya, kata
dia, masyarakat kurang memanfaatkan batok kelapa tersebut sehingga
fungsinya menjadi terlupakan.
“Kalau pakai kayu kan harus tebang
pohon. Kalau pakai batok kelapa kita gak perlu tebang pohon karena
batok kelapa banyak ditemui di pasar, lebih ramah lingkungan,” katanya.
Dia
menambahkan saat ini produksi bengkelnya masih relatif kecil, yakni 100
sampai 200 pulpen per tiga bulan. Bahkan, Arie mengaku bengkelnya hanya
memiliki beberapa mesin dan beberapa pekerja untuk melakukan proses
produksi pulpen tersebut. Namun menurut dia, hal tersebut adalah awal
bagaimana bisnis rintisan mereka mampu berbicara di kancah dunia.
Hasil
karya pemuda asal Salatiga ini ternyata tidak dihargai rendah. Arie
mengaku bahwa hasil karya tersebut dinilai tinggi oleh pemesannya bahkan
harganya bisa mencapai 70 dollar AS atau jika kurs rupiah Rp 11.500,
maka karya mereka dihargai Rp 805.000 per pulpen.
Arie menyakini
bahwa segala sesuatu memang berawal dari mimpi lalu dieksekusi melalui
kerja keras sehingga mampu menjadi kenyataan yang baik. “Anak muda
jangan takut bermimpi, tapi bedakan sama angan-angan, kalau angan-angan
kan gak ada kerja kerasnya, kalau mimpi ya harus ada kerja keras. Kalau
kata orang, jangan kasih pancing atau umpan ke orang yang mau mancing,
tapi kasih gimana mereka belajar buat pancing,” tandas Arie.
Home »
berita terkini
» Pemuda Salatiga yang Kalahkan Insinyur Oxford Kini Ekspor “Pulpen Batok Kelapa” ke AS
Pemuda Salatiga yang Kalahkan Insinyur Oxford Kini Ekspor “Pulpen Batok Kelapa” ke AS
Posted by Unknown
Posted on 11.08
with No comments
Sobat baru saja membaca artikel yang berkategori berita terkini
dengan judul Pemuda Salatiga yang Kalahkan Insinyur Oxford Kini Ekspor “Pulpen Batok Kelapa” ke AS. Jika sobat rasa artikel ini menarik silakan di share dengan meninggalkan URL https://gunturyulianto12.blogspot.com/2014/08/pemuda-salatiga-yang-kalahkan-insinyur.html. Terima kasih atas kunjungannya!
0 komentar:
Posting Komentar