Cinta
salah kaprah membuat banyak wanita muda dan dewasa rela berbuat apa
saja hingga hamil di luar nikah. Ada pria yang mau bertanggung jawab ,
ada yang pergi begitu saja. Apalagi jika si pria sudah beristri,
biasanya si gadis disuruh menggugurkan kandungan.
Ini
kisah nyata, semoga saja dapat dipetik hikmahnya. Adalah Lusi ,
seorang wanita muda berparas cantik dan bekerja sebagai sekretaris
disalah satu perusahaan otomotif di Jakarta. Hampir tiga tahun Lusi
bekerja dan diam diam punya hubungan istimewa dengan atasannya, sebut
saja Adi yang sudah beristri dan beranak tiga.
Hubungan
di awali makan siang , saling curhat , lalu mereka sering tugas ke
luar kota bersama sama. Pada kawan kawannya Lusi bercerita bahwa dia
sangat mencintai Adi dan bersedia menjadi istri kedua.
Adi
terlihat tenang ketika Lusi memberitahukan kehamilannya. Dengan segala
bujuk rayu akhirnya Lusi bersedia menggugurkan kandungan. Dia dapat
menerima alasan Adi yang katanya belum cukup mapan menikahi Lusi.
Sore
itu Adi membawanya kesebuah klinik aborsi di Jakarta. Dari luar nampak
mobil mobil mewah parkir di depan klinik, pastilah bukan klinik murahan.
Di ruang tunggu tampak gadis2 muda, ada juga wanita dewasa di dampingi
pasangan masing2 sedang antri menunggu giliran. Tarif yang dikenakan
tergantung usia kehamilan. Tak heran jika dokternya kaya sekali.
Terlihat mobil mobil keluaran terbaru berderet di garasi, tapi mengapa
wajah dokter itu hitam dan legam?
Tak
lama nama Lusi dipanggil, matanya menatap Adi sambil menangis, lalu
Adi memeluknya. Mereka berjalan perlahan menuju ruang pembantaian. Ruang
ruang tersebut bersekat gorden putih, terlihat beberapa pasien yang
sudah selesai ditangani. Perawat menyuruh Lusi membuka semua pakaian dan
menggantinya dengan kimono biru milik klinik. Tak lama ia dibaringkan,
lalu perawat menyuntiknya. Dokter datang dan membereskan urusan. Satu
jam kemudian Lusi sadar, katanya dia merasa dibawa ke sebuah lorong
jauh sekali. Dokter memberi Lusi antibiotic yang harus diminum selama
40 hari, dan berpesan agar kembali jika terjadi sesuatu.
Dua
kali sudah Lusi menggugurkan kandungan di klinik yang sama, dan dia
masih saja percaya bahwa Adi mencintainya, hanya belum siap
menjadikannya istri kedua. Hamil ketiga Lusi mulai sadar, dan ingin Adi
mempertanggung jawabkan. Dia merasa cintanya dipermainkan, disamping itu
Lusi teringat pesan sahabatnya, bahwa menggugurkan kandungan akan
merusak rahim, dan Tuhan pasti akan memberi hukuman. Adi tak lagi
bisa memaksa, tapi ia minta Lusi berhenti bekerja dengan alasan untuk
menjaga kehamilan. Adi berjanji akan menikahi Lusi setelah
melahirkan.
Setiap
bulan Adi mengantarnya kedokter kandungan. Namun di bulan keempat ada
keanehan. Dokter yang memeriksa Lusi mengatakan, tak terdengar denyut
jantung janin dan dinyatakan janin meninggal. Lusi menjerit tak dapat
menerima kenyataan, Adi berusaha menenangkan. Esoknya janin dikeluarkan
dan dibawa kerumah sakit pemerintah, untuk diperiksa. Ternyata hasilnya
tak ada apa apa.
Beberapa
bulan kemudian, Adi meninggalkan Lusi dengan alasan tak ingin menyakiti
istrinya yang sedang hamil. Lusi hampir depresi dikejar dosa
menggugurkan kandungan dan membohongi kedua orang tuanya. Beberapa
tahun kemudian Lusi menikah dengan duda beranak dua, tapi hingga 10
tahun pernikahan, Lusi tak bisa hamil lagi. Pesannya pada kaum wanita. ”
Jika sudah terlanjur hamil, jangan gugurkan kandunganmu walau pria tak
mau bertanggung jawab. Lihatlah saya, seumur hidup menyesal tiada
akhir dan dikejar dosa . “
Menurut
pendapat saya, setiap wanita harus pandai menjaga diri, jangan biarkan
dipermainkan pria hidung belang. Jika hamil diluar nikah, wanitalah
yang selalu dirugikan, pria berlenggang dengan tenang. Semoga kisah Lusi
menjadi pelajaran bagi kita semua. Insya Allah.
0 komentar:
Posting Komentar