Bisnis
pengeboran minyak dan gas (migas) sebetulnya sangat berisiko, Usaha
eksplorasi bahan bakar fosil memiliki risiko tinggi, lantaran aspek
investasinya besar sementara tingkat keberhasilan meraup keuntungan
relatif rendah (high excess rate).
Besarnya
risiko mencari minyak itu juga dialami perusahaan migas yang beroperasi
di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus
Minyak dan Gas (SKK Migas) sampai akhir 2012, ada banyak perusahaan
gagal mencari minyak di Tanah Air, sehingga harus menangguk kerugian.
Berikut daftar lima perusahaan yang mengalami kegagalan saat berburu minyak di Indonesia:
1. ConocoPhillips
(dulu bernama BP Migas sebelum dibubarkan Mahkamah Konstitusi) mencari minyak di Indonesia selama 2009-2012 ConocoPhillips, dari Amerika Serikat. Perusahaan ini rugi hingga USD 310,7 juta atau Rp 29,8 triliun.
(dulu bernama BP Migas sebelum dibubarkan Mahkamah Konstitusi) mencari minyak di Indonesia selama 2009-2012 ConocoPhillips, dari Amerika Serikat. Perusahaan ini rugi hingga USD 310,7 juta atau Rp 29,8 triliun.
2. Murphy Oil Corp.
Perusahaan migas dengan kantor pusat di Kota Arkansas, Amerika Serikat. Mereka sudah mati-matian mengeksplorasi sumur Lengkuas- 1, yang berlokasi di Blok Semai, Papua. Kerugian Murphy mencapai USD 214,7 juta atau setara Rp 20 triliun.
Perusahaan migas dengan kantor pusat di Kota Arkansas, Amerika Serikat. Mereka sudah mati-matian mengeksplorasi sumur Lengkuas- 1, yang berlokasi di Blok Semai, Papua. Kerugian Murphy mencapai USD 214,7 juta atau setara Rp 20 triliun.
3. ExxonMobil.
Lagi-lagi, perusahaan Amerika bernasib apes saat berburu minyak di Tanah Air. ExxonMobil asal Kota Texas menjadi salah satu operator yang pulang tanpa hasil setelah tiga tahun berusaha mengebor empat sumur. total kerugian sebesar USD 302,3 juta atau sebesar Rp 29 triliun.
Lagi-lagi, perusahaan Amerika bernasib apes saat berburu minyak di Tanah Air. ExxonMobil asal Kota Texas menjadi salah satu operator yang pulang tanpa hasil setelah tiga tahun berusaha mengebor empat sumur. total kerugian sebesar USD 302,3 juta atau sebesar Rp 29 triliun.
4. Hess
Perusahaan yang kantor pusatnya berlokasi di Kota New York, Amerika ini ikut-ikutan apes setelah empat tahun mengebor beberapa blok potensial di Tanah Air. Dua sumur yang mereka eksplorasi di Papua tidak menghasilkan minyak sesuai harapan rugi di sumur Andalan-1 sebesar USD 164,4 juta dan buntung di Andalan-2 sebesar USD USD 52 juta
Perusahaan yang kantor pusatnya berlokasi di Kota New York, Amerika ini ikut-ikutan apes setelah empat tahun mengebor beberapa blok potensial di Tanah Air. Dua sumur yang mereka eksplorasi di Papua tidak menghasilkan minyak sesuai harapan rugi di sumur Andalan-1 sebesar USD 164,4 juta dan buntung di Andalan-2 sebesar USD USD 52 juta
5. Statoil
Statoil asal Norwegia menjadi perusahaan teranyar yang menyerah mencari minyak di Indonesia. Padahal mereka sudah membentuk perusahaan patungan bernama Statoil Indonesia menggandeng Pertamina Hulu Energi. Kerugian Statoil mencapai USD 271 juta (Rp 2,6 triliun),
Statoil asal Norwegia menjadi perusahaan teranyar yang menyerah mencari minyak di Indonesia. Padahal mereka sudah membentuk perusahaan patungan bernama Statoil Indonesia menggandeng Pertamina Hulu Energi. Kerugian Statoil mencapai USD 271 juta (Rp 2,6 triliun),


0 komentar:
Posting Komentar